Header Ads

MENOLAK TAQLIDUL A'MA

Taqlidul a’ma adalah meniru tanpa mengetahui dasar hukumnya, sikap seperti inilah yang sebetulnya merusak sebuah agama, bangsa dan negara,  bahkan sangat  menjadi dasar permasalahan akhir-akhir ini, seringkali orang membuat kesimpulan tanpa mengkaji terlebih dahulu akar masalahnya, sehingga timbulah konflik sosial.
Sikap inilah yang tentunya harus dihilangkan dikalangan masyarakat masa kini jika ingin menjaga segala keseimbangan kita beragama, berbangsa dan bernegara, bagaimana kita bisa merasakan sebuah kemerdekaan bila cara pandang kita masih dipenjara oleh pemikiran orang lain dan hasil kesimpulan orang lain tanpa mengkaji terlebih dulu, sehingga kemiskinan berfikir dan kreatifitas merajalela akir-akhir ini maka timbulah masyarakat yang mudah di adu domba oleh kepentingan sesorang atau kelompok yang serakah dan nafsu akan duniawi.
Professor farid wadjdi pernah berkata: ‘’agama, bangsa dan negara hanya dapat berkembang betul, bilamana masyarakat memperhatikan benar-benar akan tiga buah sendi-sendinya: kemerdekaan ruh, kemerdekaan akal, kemerdekaan pengetahuan’’.
Maka dari itu marialah merdekakan kita punya ruh,akal dan pengetahuan dari ikatan kejumudan. Dengan demikianlah kita mampu mengerjakan penyelidikan kembali atas kesimpulan orang terdahulu. Jika kita tidak melaksanakan demikian janganlah bermimpi kita punya pemuda penerus bangsa yang kritis dan mampu menjawab permasalahan yang ada, bahkan sangat jauh kita punya harapan kemajuan di segala bidang kita beragama, berbangsa dan bernegara.
Oleh:
Bung AnwarKusno Ibrahim 
(Sekbid ideologi politik Cabang Serang)


No comments